Facebook kadang ada yang pentingnya kadang ada gak pentingnya semisal
setatus alay atau galau yang membeludak sehingga kita juga akan ikut jadi galau
namun kadang ada info penting semisal apa yang lagi rame,,,
Bagaikan air kolam jika kita melempar batu maka glombangnya akan terus
menyebar meluas itu juga media karena semua sudah terkoneksi ahirnya mudah bagi
orang untuk cepat mengetahui sesuatu,, orang mudah terkenal atau malah mudah di
hinakan,, kadang info juga bisa jadi buram selepas dari semua itu mau tidak mau
internet adalah buah kemajuan jaman,,
Ok bukan itu yang saya mau bahas,, namun ketika teman saya si Mulya buka
facebook ada video yang cukup menggugah saya tidak lihat dari awal tapi intinya
ada seorang pemuda yang berpakayan dan beratribut muslim yang semangat
berjihad. Di sebelahnya ada orang tua tidak terlalu tua juga bertanya tentang
apa sih jihad itu?
Nah si pemuda menjawab jihad adalah mati melawan orang kafir,, di
peperangan,, kemudian si orang tua berkata apakah itu perjuangan paling berat
dan agung? Tentu si pemuda menjawab. Namun orang tua ini menjawab dengan santai
rasull berkata jihad melawan orang kafir itu kecil ada yang lebih besar, lalu
si pemuda dengan wajah lugu bertanya jihad apa yang paling besar? Kemudian si
orang tua menjawab jihad melawan hawa nafsu,
Terlepas dari arti jihad secara luas, inilah yang di ajarkan pada anak
muda ini, suatu ketika salah satu sahabat nabi yaitu Ali Bin Abi thalib
berperang dan hendak memenggal salah seorang pimpinan perang namun tidak jadi.
Mengapa? Bukankah itu musuh dan sudah di depan mata mengapa tidak jadi,,
ternyata si musuh tadi melidahi saidina Ali, Saidina Ali tidak mau membunuhnya
karena takut membunuh bukan karena perang tapi karena nafsu.
Itulah contoh nyata betapa berhati hatinya sahabat nabi dalam
mengendalikan hawa nafsu,saya jadi bercermin pada diri sendiri kadang kita
semangat membara membunuh orang kafir siap berperang namun hawa nafsu kita
masih di perturutkan, namun hawa nafsu tidak bisa di katakana jelek juga karena
orang melakukan ibadah karena ada hawa nafsunya,, kita makan karena ada nafsu
makan kalau tidak ya kerasakan bagaimana susahnya makan ketika sakit,
Maka tiadak bijak jika kita mengatakan membunuh hawa nafus harusnya
mengendalikan,, buankah itu yang kita peraktekan ketika berpuasa,,, nah salah
satu logika cantik adalah,, jika kita punya luka pasti ada bekasnya,, jika ada
hewan yang lewat di jalan pasti meningalkan jejak,, bahkan orang habis dari wc
juga ada jejak-jekanya hehhe nah bagaimana dengan puasa apakah masih ada
jejaknya? Atau kembali seperti biasa,, oh sangat di sayangkan sekali,,, mari
kita perbaiki bersama kalau begitu..
Bayangkan jika kita bisa memperbaiki diri setiap bulan puasa dan
kemudian kita beristiqomah mukin kita walau tidak sehebat ulama dan kiyai
setidaknya kita termasuk orang yang berhati hati dan tidak lalai,,,
Posting Komentar