BAB 1: RETAKAN WAKTU
> Tahun 2125. Langit sudah tidak biru.
> Cahaya matahari hanya menyinari reruntuhan harapan.
> Dan waktu… waktu sudah berhenti bersikap adil.
Di atas gedung tua yang nyaris roboh, berdiri seorang remaja. Tangannya menggenggam sebuah benda aneh: Time Key—kunci untuk membuka pintu menuju masa lalu. Namanya Sewashi. Cucu dari seorang legenda... atau mungkin, beban sejarah bernama Nobita.
Angin berdesir. Listrik liar melingkari tubuhnya. Di belakangnya, berdiri empat sosok lain. Diam. Tapi dari mata mereka, terlihat jelas: mereka tidak datang untuk bersahabat.
> "Kita sepakat, ya?" kata Sewashi pelan.
> "Satu robot. Satu misi. Tapi... bukan berarti kita harus jalan bareng."
Empat kapsul waktu muncul. Lima robot bersiap dikirim ke masa lalu.
Sewashi menatap salah satunya, seekor robot kucing biru, matanya tajam, tubuhnya berdebu.
> "Doraemon... waktumu untuk menebus masa lalu sudah tiba."
*
> Tahun 2025 – Jepang, sore hari.
Nobita jatuh dari sepedanya. Lagi-lagi.
Ditolak kerja part-time. Ditertawakan Suneo. Dibilang cupu sama Giant.
Mau nangis tapi udah gak ada air mata.
> "Kalau hidup ini anime, gue cuma figuran..." gumamnya, nunduk sambil nyium tanah.
Tiba-tiba, awan gelap menggulung.
Langit terbelah oleh cahaya keunguan.
Petir menyambar pohon di ujung jalan.
Dan dari dalam cahaya itu, sebuah pintu waktu raksasa terbuka.
Bukan pintu biasa. Tapi penuh retakan. Glitch. Error.
Dari balik pintu, keluar sosok biru berjubah robek. Langkahnya berat. Matanya glowing, seperti pernah melihat ribuan tragedi.
Doraemon.
> "Nobita."
> "Gue bukan datang buat nyelametin lo."
> "Gue datang... supaya lo bisa nyelametin diri lo sendiri."
Nobita melongo.
"Apa lo... Doraemon?"
> "Gue... versi yang lo butuhin. Bukan yang lo minta."
Dan saat itulah, langit kembali gelap.
Siluet raksasa muncul jauh di atas kota.
Sebuah suara menggelegar, berat seperti petir:
> "Timeline ini... akan gue pimpin. Atau hancur sekalian."
To be continued.
Posting Komentar