Jadikan sajadah kita untuk ibadah!

Saya umpamakan sajadah karena di atasnyalah kita beibadah bersujud merendahka diri menghadap Allah nah sejadah itu itu hanya jadi prantara ibadah kita, sebenarnya walaupun tidak demikian solat kita masih bisa jalan. Sama halnya dengan naik haji dengan harta benda itu akan mengantarkan kita pada ketaatan pada Allah.

Saya jadi kepikiran buat nulis tentang sejadah ini karena saya punya mimpi, saya memiliki sajadah yang bisa saya gunakan untuk beribadah pada Allah tentu yang saya maksud bukan sejadah yang sebenarnya. Ide tulisan ini adalah ada sebuah lelucon stand up comedy yang di bawakan oleh jawin bahwa wanita itu menjadi sejadah laki-laki untuk beribadah pada Allah nah embak mau jadi sejadah saya? Apa ada wanita yang sudah jadi sejadah saya, ya sudah lah,,,



Yang saya maksudkan disini adalah bahwa harusnya ada sesuatu yang menjadikan hal itu adalah pasilitas kita untuk beribadah pada Allah dan lebih dekat lagi dengan Allah. Nah yang bagi seorang pekerja dengan penghasilan yang kadang tidak mencukupi apa yang bisa di jadikan sajadah agar dia beribadah pada Allah selain keluarga dan pekerjaanya sekarang? Yang tentu saja mimpi-mimpinya.

Katakanlah ingin memiliki perusaahn., maka harusnya seorang muslim yang benar itu mengatakan bahwa perusaanya itu adalah sejadah dia buat beribadah pada Allah, dengan perusaanya itu dia bisa mewajibkan bukan hanya ngajak karyawan solat duha, atau ibadah sudah lainya. Karena kalau menolak masih banyak yang mau kerja dan lebih taat pada Allah, ini di lakukan tentu dalam rangga memperbaiki ketaatanya pada Allah dan memperbaiki nasibnya. Dengan prusahaanya itu dia bisa menyumbang lebih banyak anak yatim bahkan membangun  yayasa, dengan perusahaanya itu di bisa membantu orang lebih banyak lagi. Jadi pantaskan jika perusaanya adalah sejadah di beribadah pada Allah, tentu bnyak hal yang bisa dilakukanya lagi ketimbang hanya mengejar profit saja,


Karena banyak kejadianya perusahaan mencari keuntungan membabi buta tidak perduli halal haram yang penting di kerjain. Karena memang niat dari awal bukan untuk beribadah lain halnya jika niatnya seperti tadi maka perusaan akan berjalan dengan landasan hukum nyara bukan sekedar jalan. Kini bagi yang sudah memiliki usaha apakah itu menjadi jalan taat pada Allah atau malah karena usaha itu menjadi meninggalkan kewajiban?  

Posting Komentar