filosof sebuah pensil

Udah gak kerasa jumat lagi hari demi hari terus berlalu tanpa permisi baik bagi yang memanfaatkanya atau yang menyiakanya semua dapat jatah sama yaitu 24 jam. Nah jumaat ini di hutbahnya agak beda karena penuh dengan pilosofi. Yang diangkat adalah filosofi pensil. Loh apa pensil memeng mengandung filosofi ?



Bagaiman agar pensil itu bisa tajam? Dan meghasilkan goresan bagus? Jawabanya adalah di serut. Namun jika terus di serut maka pensil itu akan semakin pendek. Nah ini dalem banget ! ini melambangkan pengorbanan jika nurani kita ingin tajam, atau bahkan apapun kalau ingin hebat membutuhkan pengorbanan. Baik waktu, pikiran , tenaga dll. Memang tidak bisa di pungkiri lagi segala hal mungkin membutuhkan pengorbanan bahkan rasa sakit untuk menajamkan untuk menguatkan sebuah kemampuan intuisi. Resikonya adalah jika ingin hebat sebesar apa pengorbanan kita

Kedua. Semahal apapun pensil kalau tidak ada arangnya maka tidaklah berguna, manusia jika tidak memiliki nurani tidak ada manfaatnya begitupun di aherat sehebat apapu dia jika tidak beriman maka tidak akan selamat di aherta kelak. Jadi intinya adalah keimanan menurut saya.

Ketiga pensil itu ada yang buat nulis dan ada juga untuk menghapus, ini berlambang jangan sombong manusia bisa salah maka bertaubatlah. Kesalahn akan semakin salah kalau tidak di iringi dengan pertaubatan.

Sebenarnya pensil adalah sebuah alat. Alat untuk menulis menorehkan sebuah karya gambar atau jawaban yang mengantarkan pada keindahan dan kebanaran,, maka sebenanarnya manusia adalah alat untuk menyampaikan kebenaran, mengindahkan bumi, membantu orang. Tidak selayaknya sombong karena kita tanya alat penyampai saja. Dan kita harus memantaskan diri agar kita pantas di gunakan oleh Allah untuk menyampaikan kebanaran dan mengindahkan krhidupan orang sehingga kehidupan kita menjadi indah juga.

Nah demikain khutbah jumat ini cukup menarik dan beda dari sebelum-sebelumnya jadi gak ngantuk memperhatikan khutbah kali ini. 

Posting Komentar