Sebuah Perjalalan yang saya lalui

Selepas pulang dari kota sukabumi minggu kemarin, sejenak saya menghilangkan rasa lapar dengan bersantap bubur. Pedagang bubur itu nampak sudah tua namun tidak sungkan bertanya menyapa dan tersenyum lebar seolah tidak punya masalah. Saya menanggapinya biasa saja bapak itu mngajak ngobrol saja, bertanya tidal di mana kerja di mana? Saya hanya bisa menjawab saja

Hingga dia menceritakan perihal kesehatanya mulai dari darah tinggi hingga struk dia gak bisa kemana-mana dan tidak bisa menggerakan tubuhnya hingga dia sembuh dan kembali mendorong grobak bubur itu. Saya trkrjut karena di usia yang sudah lanjut di tambah setelah baru sembuh dari sakit harus melanjutkan mencari nafkah,

Satu hal yang mungkin sering saya dengar dari nasehat orang tua adalah obat hanya sebagai perantara saja sedang yang menyembuhkan adalah Allah. Saya membayangkan ini adalah ketakwaan kepada Allah yang sebenarnya karena bergantung sepenuhnya kepada Allah.


Beliau bertanya pake ijasah apa bisa kerja di bogor ? bukankah harus berpendidikan tinggi ? saya jawab dengan singkat “alhamdulilah saya tidak pake ijasah” sibapak itu ketawa kok bisa? Ya saya jawab semua berkat doa orang tua, kan tadi bapak bilang obat hanya pelantara hakekatnya Allah yang menyembuhkan. Nah ijasah itu perantara bukan untuk kerja menuntut ilmu itu wajib bukan untuk cari ijasah kemudian untuk kerja, kemudian saya pamit meninggalkan beliau karena saya takut kesiangan saya memberikan uang bayar bubur itu namun tak ada kembalian. Karena dia belum dapat uang karena tadi hujan,, saya semakin kagum saja dengan bapak-bapak ini, betapa semangatnya luar bisa.

Saya mendapat energi positif dari beliau, walau masalah menumuk namun senyum dan sapaan sahaja tidak lepas dari raut wajahnya, walau hari itu hujan sehinga pendapatanya kuran namun tidak mematahkan semangat dan tegur sapanya,dia memberikan energi psitif pada setiap pelanggan yang bersedia membeli buburnya. Dan sedikit obrolan ketakwaan pada Allah,

Satu tahun terahir adalah tahun yang menyiksa hati bukan fisik ternyata jika kita menyayangi seseorang akan begitu menyakitakan, kita akan memikirkan dia, merindukan dia, kita ingin sekali bertemu walau hanya satu menit, sungguh menyiksa dan dia akan hadir di mimpi tanpa kita bisa menemuinya, dan itu tidak menyenangkan sangat menyakitkan mungkin itu yang saya rasakan kapada seorang anak

Saya merasa ada yang salah dengan hidup saya kenapa saya begitu tersiksa mungkin ada yang salah, hingga ahirnya saya tahu bahwa saya menyiakan seseorang di kota kelahiran saya di sukabumi yaitu itu ibu saya,,mungkin begitulah perasaan ibu saya merndukan anaknya pulang namun dia tidak pulang, mengawatirkan kesehatan anaknya namun saya gak perduli sama ibu saya,, padahal kalau bukan karena doa beliau saya tidak akan ada di bogor di tempat ini. Mungkin saya kerja di pabrik, berkeluarga, punya anak, dan meninggal. Namua hal yang menurut saya luar bisa terjadi,, namuan setela saya di bogor betapa mudahnya saya merupakan ibu saya padahal beliau hidup sendiri setelah meninggalnya ayah saya, betapa dosanya saya,

Saya benar benar meyakini Allah itu ada dan maha kuasa. Bagaimana Allah menegur saya namun saya gak sadar-sadar malah semakin betah di bogor, sementara orang tua mencemaskan anaknya. Saya hanya berdoa semoga ibu tidak mengalami apa yang saya rasakan karena sangat menyekitkan sekali,, anda bahkan tidak bisa berkonsentesi menikmati rasa kasih sayang namun berbalas rasa pedih selama setahun lebih saya rasakan,

Saya bertobat pada Allah saya benar benr meminta agar apa yang menyaiti saya ini segera di cabut karena saya sudah tidak kuat menahan kesedihan ini, ingin menangis tapi tak bisa semua seakan semu, namun rasa sakit ini jika saya teringat dengan cerita kerang mutiara maka saya bisa menerima positif dan hikmahnya, kerang mutiara di bentuk dari kerikil yang masuk ke dalam kerang. Yang membuat si kerang kesakitan namun hasilnya air mata itu yang akan membungkus kerikil itu dan menjadikanya mutiara hingga jadilah kerang mutiara beda dari yang lain dan lebih mahal karena perjungan melawan rasa sakit yang luar bisa.


Mungkin rasa sakit sekarang adalah sebuah proses untuk menjadi kerang mutiara, saya bisa melihat baiknya saja sehingga saya bisa bersukur bahwa saya pernah merasakan bagaimana rasanya bersama orang yang kita sayangi walau untuk itu ada rasa sakit karena tidak bisanya bertemu, dalam waktu yang lama. 

Posting Komentar